Minggu, 29 April 2012


CIRI-CIRI BURUNG SAKIT


1. Mata
Pada mata keluar sekretum (cairan yang tidak normal atau tidak biasanya), berubah warna atau kecerahannya, sayu, mata dipejampejamkan, dan terjadi pembengkakan di sekitar mata.
2. Lubang hidung (nostrils)
Dari lubang hidung keluar ingus, sesuatu yang membeku sehingga menutupi nostril dan bersin-bersin atau membuka-buka paruhnya karena sesak nafas. Selain itu, bulu-bulu di sekitar nostril dan kepala pada umumnya kotor karena sering digaruk atau diusap.
3. Sayap dan bulu
Bulu tampak suram dan kusut, sayap lunglai (baik sebelah atau keduanya), perilaku menata bulu-bulu hilang atau tidak dilakukan.
4. Napsu atau perilaku makan
Napsu makan turun atau hilang, tidak pandai mematuk makanannya, dan berat badan menurun.
5. Keseimbangan
Burung tampak sempoyongan, tidak mampu atau sukar bertengger (biasanya burung ada di lantai kurungan), dan tidak suka bergerak (inaktif),
6. Sendi tulang
Pada sendi tulang terjadi pembengkakan dan berubah bentuk (deformitas, malformation).
7. Kebiasaan sehari-hari
Kebiasaan sehari-hari yang biasa dilakukan tidak dilakukan lagi, tidak suka mandi-mandi, tidak berkicau, suara kicauannya berubah, dan lain-lain.
8. Tubuh
Terdapat jendolan atau timbunan sesuatu masa di manapun pada tubuhnya.
Dari semuanya itu apabila Anda menemukan pendarahan dari manapun keluarnya adalah merupakan tanda keadan gawat darurat. Dengan demikian, Anda dianjurkan untuk segera mencari pertolongan dokter hewan. Untuk mendapatkan pertolongan sedini mungkin apabila Anda mendapatkan gejala-gejala tersebut sebaiknya cepat berkonsultasi kepada dokter hewan langganan Anda!
Apabila Anda membawa burung yang sakit tersebut kepada dokter hewan sebaiknya kurungan diselimuti kain atau kertas koran untuk mengurangi keadaan stres. Kurungannya sementara waktu tidak dibersihkan dahulu agar dokter dapat mengamati feces, tempat makan atau minum, dan sebagainya.

Kamis, 26 April 2012


Cegah kacer bagong dengan unthulan ala Koh Gun Surabaya

kacer mbedesi atau kacer mbagongPunya burung kacer mbagong atau mbedesi memang momok bagi pemain. Betapa tidak, bila sedang asyik ditampilkan, ngerol dan nembak, ekornya ngebyak-ngebyak, tiba-tiba dadanya membusung, mekrok. Burung akhirnya tak dapat nilai yang bagus. Sang pemilik pun akhirnya down melihat jagoannya bagong. Bagaimana sih sebenarya kacer mbagong itu? Apa bisa benar-benar diatasi? Dalam blog ini sudah ditulis beberapa artikel membahas kacer bagong, misalnya bisa dilihat pada artikel Lagi-lagi kacer bagong, dan Tips lain hilangkan suara “setan”, kacer mbagong dan pentet serta anis merah manja.
Tips apalagi yang bisa dibagikan? Ini ada catatan Agrobis Burung dari obrolan reporternya dengan Om Gunawan Uranus, pemain yang juga kolektor kacer Surabaya. Sebenarnya apa yang disampaikannya hampir sama dengan apa yang saya tulis pada artikel Lagi-lagi kacer bagong. Namun demikian ada tips tambahan, khususnya soal pemakaian “unthulan”.
Menurut Gunawan, burung kacer yang mbedesi bisa disebabkan karena pemberian ekstratooding yang kurang tepat. Karena itu, sang pemiliknya, mesti rajin mengotak-atik menu eksfoodnya sampai ditemukan pola eksfoodnya sehinggabùrung tersebut tak mbagong lagi.
“Nah, tiap burung beda-beda porsi jangkriknya, ada hariannya lima ekor pagi lima ekor sore. Ada yang kurang dan itu, ada juga yang lebih dan itu. Semua itu yang tahu adalah pemiliknya sendini,” tegas Koh Gun, panggilan akrabnya.
Diberi unthulan
Cara lain, yang juga bisa mengatasi kacer mbagong yakni dengan member unthulan. Atau burung-burung kecil yang bisa dijadika pelampisan nafsu si kacer tersebut. Caranya, burung-burung unthulan itu seperti emprit/peking ditaruh satu sangkar dengan kacer. Biarkan kacer tersebut menghajar emprit itu sampai puas.
“Ada juga yang diterapi dengan kacer biasa dengan cara didekatkan antar sangkar atau sangkarnya sejajar, untuk menghilangkan sifat buasnya,” tegasnya.
Tapi kacer untulan, jangan yang betina. Kalau kacer cewek, dia nanti malah birahi dan minta kawin. Karena itu, carikan kacer jantan yang cukup umur. “Kacer yang mbedesi atau yang tidak, sebaiknya dijauhkan dan burung fighter Iainnya, seperti murai. Boleh satu rumah, cumani letaknya mesti dipisah. Jangan sampai bertemu sesame burung fighter. Kalau cuman dengar suaranya, tak jadi masalah,”katanya.
Exfood ditambah
Ada statemen bahwa bila kacer mbagong, maka harus dikurangi jatah eksfoodnya. Nah, pemahaman demikian menurut beberapa pakar adalah keliru. ”Malahan, kalau menurut saya, kacer mbedesi harus digenjot eksfoodnya. Kalau dikurangi, bisa-bisa dia malah ngedrop. Kalau ngedrop, kita sediri yang rugi,” tambah pemain Surabaya yang eksis di kacer.
Ada juga yang berkata demikian: kacer mbagong tak mau tarung. Ini juga pendapat yang keliru. Kacer yang baik, punya daya tempur yang bagus di lapangan, pasti punya sifat mbagong. Hanya saja, sang pemilik dengan cerdas bisa mengendalikan sifat itu. “Statemen itu adalah senjata bagi blantik-blantik yang ingin bujuki orang awam,” kata Irwan, pemain Surabaya.
====
Pastikan pula perbaiki nutrisi pada asupan burung Anda, mulai dari protein, asam amino, vitamin dan mineralnya. Cek misalnya apa itu BirdVit dan BirdMIneral.
====
Selain mbagong, ada juga kacer yang terlalu fighter, istilahnya ngefong. Solusinya adalah dikerodong double.
“Atau sekarang kan banyak kerodong-kerodong yang tebal, nah itu bisa dipakai untuk mengatasi kacer yang kayak begini. Sekali lagi saya tandaskan bahwa yang tahu persis karakter burung adalah pemiliknya sendiri. Karena itu jalan terbaik adalah belajar dengan burung itu. Dipelajari karakter dan maunya gimana sehingga tahu resep apa yang diberikan. Kalau tips-tips dan orang lain itu sebatas trik alternatif. Bisa pas, bisa juga tidak,” tandas Koh Gun.
Catatan Om Kicau:
Saya tidak menyarankan penggunaan “unthulan” untuk terapi kacer bagong dengan dasar rasa peri kemanusiaan.

Budidaya Ulat Hongkong

Pemilihan Induk

1.Untuk pemilihan induk, usahakan tidak lebih dari 2 kg, agar ulat yang jadi kepompong ukurannya bisa besar-besar (rata-rata panjang 15 mm dan lebar 4 mm . Sedangkan ulat dewasa dengan ukuran panjang rata-rata 15 mm, dan diameter rata-rata 3 mm akan mulai menjadi kepompong sekitar 7 sampai 10 hari lagi secara bergantian.

2.Pengambilan kepompong, harus dilakukan selama 3 (tiga) hari sekali, supaya kepompong yang sudah dipisah dan ditempatkan di dalam kotak tersendiri berubah menjadi kumbang secara serentak.

3.Pemilihan kepompong, dilakukan tiga hari sekali, serta kepompong yang dipilih haruslah yang sudah berwarna putih kecoklatan. Dan cara pengambilannya pun, harus hati-hati jangan sampai lecet/cacat. Apabila terjadi, maka kepompong akan mati busuk. Kepompong yang sudah dipilih, kita taruh di dalam kotak pemeliharan yang sudah diberi alas koran.Kemudian, disebar sedemikian rupa. Jangan sampai bertumpuk, lalu ditutup kembali memakai kertas koran hingga rapat.

4.Kepompong akan menjadi kumbang, dalam usia mulai 10 hari. Dan apabila sayap kumbang masih berwarna kecoklatan, jangan diambil dulu. Biarkan sampai berwarna hitam mengkilat, dan kumbang siap ditelurkan. Satu kotak/peti, kita tebari kumbang sekitar 250 gr, dan berikan kapas sebagai alas untuk bertelur yang sudah dibeberkan.

5.Pembibitan ini dibiarkan sampai 7 hari, dan diturunkan bila waktu tersebut tiba. Kumbang yang sudah terpisah dari kapas, diberi kapas baru lagi dan begitu seterusnya. Tingkat kematian pada kumbang ini, bisa mencapai 2 s/d 4 persen sekali turun.

6.Kapas yang ada telurnya, kita simpan dalam peti terpisah, telur akan mulai menetas setelah 10 hari. Setelah usia ulat mencapai 30 hari baru kita pisahkan dari kapasnya.

Pemberian Pakan

1. Pemberian Pakan untuk ulat bibit.

A.Untuk satu kotak beri makanan sekitar 500 gr, dengan interval waktu 4 hari sekali. Atau apabila makanan sudah benar-benar bersih, dengan cara dikepal-kepal menjadi 3 bagian. Gunanya supaya kepompong yang ada, tidak tertimbun makanan karena apabila hal ini terjadi kepompong akan busuk.

B.Selain ampas tahu dan dedak, makanan sebaiknya dicampur dengan tepung tulang atau pur, tujuannya agar kepompong besar-besar.

C.Pemberian pakan untuk kumbang, jangan terlalu banyak dan caranya disebar merata sekitar 100 gr sekali makan per 3 hari sekali.

2 Pemberian makan untuk ulat kecil.

a.Apabila ulat masih ada dalam kapas, sebaiknya pemberian pakan dengan sayuran sosin, capcay atau selada, cabut maksimal 4 lembar sampai habis, dan sayuran tersebut dijemur dulu sampai setengah kering.

b.Apabila makanan biasa, ukurannya 100 gr dan disebar tunggu sampai makanan itu habis, baru diberi lagi.
c. Apabila ulat sudah terpisah dari kapas, pemberian pakan sekitar 1 kg, dengan cara dikepal dan sebagian disebar merata. Sedangkan untuk ulat kecil, satu kotak sekitar 2 kg dengan ukuran ulat panjang 6 mm dan diameternya 1,5 mm (umur 30 - 60 hari).
d. Untuk ulat dewasa (umur 60 - 90 hari), pemberian pakan 1,5 kg sampai dengan 2 kg per kotak, dengan cara dikepal dan disebar sedikit.

Tempat Peternakan

Usahakan untuk tempat/bangunan peternakan ini, terbuat secara permanen atau terbuat dari tembok sekelilingnya. Tujuannya, agar terhindar dari tikus atau hama semut. Atap terbuat dari enternit, dan 95% bangunan tertutup. Lantai terbuat dari tembok atau ubin.

Suhu sangat mempengaruhi pertumbuhan ulat. Usahakan suhu dalam ruangan, tetap antara 29 - 30 derajat celcius dan selalu lembab. Artinya tidak terlalu dingin, dan tidak terlalu panas. Suhu tersebut, merupakan suhu terbaik untuk ternak ini.

Penyakit

Ciri-ciri ulat yang terkena penyakit dan penanggulangannya:

1. Kulit ulat kuning kehitam-hitaman.
Jangan terlalu banyak diberi makan dari daun-daunan, dan jangan terlalu banyak diberi dedak.
2. Ulat mati berwarna merah.
Apabila hal ini terjadi, maka pencegahannya adalah pemberian pakan tidak terlalu basah. Hal ini harus segera diatasi karena penyakit ini selain menular menyerang dengan cepat.
3. Ulat mati berwarna hitam
Hal ini terjadi apabila pemberian makanan disebar, biasanya terjadi pada ulat dewasa usia 1 sampai 3 bulan, maka alangkah baik pemberian makanannya dilakukan secara dikepal-kepal.

Kapasitas Produksi

Kapasitas produksi dengan induk (ulat dewasa 1 kg)

1. Dari pembibitan 1000 gr ulat dewasa usia 90 hari, maka keseluruhan kepompong yang akan dihasilkan adalah 900 gr secara bertahap dalam 10 kali pengambilan kepompong.
2. Dari 900 gr kepompong, maka akan dihasilkan 700 gr kumbang sehat dan siap bertelur, dengan tingkat kematian dari kepompong menjadi kumbang sekitar 2% setiap pengambilan kumbang.
Dari 1 kg ulat bibit, maka akan dihasilkan 33,1 kg ulat siap jual dengan rincian sebagai berikut: Target hasil tersebut, dapat dicapai apabila tingkat kematian kumbang hanya 1 % dan makanan terjamin, serta perkembangannya bagus.
3. Makanan untuk 1 kg induk sampai habis terjual: a. Ampas tahu 50 kg kering, b. Dedak 5 kg
4. Penyusutan
Ampas tahu yang basah setelah diperas akan menyusut; dari 25 kg basah menjadi 15 kg kering, dengan kadar air l5%.-